Tuliskan Deskripsi Yang Akan Anda Tampilkan

Moh Hifni Mubarok (10410078)

Tulisan pertama saya di blog group Psikilogi Sosial C3 yaitu 5 goyang paling nge-Hitz yang paling banyak ditiru.

Rifqi Hafizh S (12410086)

Tulisan pertama saya di group Psikologi Sosial C3 yaitu Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat.

Ainun Fuadah Diyanah (12410087)

Tulisan pertama saya di group Psikologi Sosial C3 yaitu Memberi Persepsi berdasarkan Penampilan.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 29 September 2013

Bajumu Merk Apa ?



        Dewasa ini kita telah disuguhkan dengan berbagai kemudahan-kemudahan dalam kehidupan sehari-hari yang ada di sekitar kita. Kehidupan sehari-hari dibuat lebih mudah dan dunia seakat tanpa batas. Kita bisa mendapatkan informasi atau hal yang kita inginkan hanya dengan mengeklik yang kita mau. Tentunya hal ini akan membawa kemudahan pada kehidupan manusia, dari yang awalnya rumit menjadi lebih praktis dan mudah dengan adanya kecanggihan teknologi. Kemudahan-kemudahan ini tentunya akan membawa dampak positif bagi manusia, namun disisi lain hal yang tidak boleh terlepas dari perhatian kita adalah dampak-dampak negative yang juga ditimbulkan oleh semakin liarnya arus teknologi tersebut. Sebagai contoh, anak-anak usia sekolah dasar saat ini sudah fasih mengoperasikan computer dan sudah pandai menjelajah di dunia maya. Hal ini akan memberi manfaat jika dilihat dari sudut pandang positif. Namun jika kita telisik lebih dalam lagi maka akan muncul hal hal yang harus menjadi bahan pertimbangan orang tua dalam memproteksi anaknya dari kencangnya arus globalisasi. Para orang tua harus was-was ketika anaknya telah pandai dalam mengoperasikan computer serta menjelajah di dunia maya. Karena apa ? karena internet adalah gerbang dunia dan tempat segala informasi. Baik yang bagus maupun informasi yang kurang tepat dikonsumsi oleh anak usia sekolah dasar. Disini peran orang tua sangat berpengaruh dalam pengawasan putra-putrinya dalam memasuki era globalisasi seperti saat ini.
                Jika berbicara mengenai globalisasi, biasanya kita akan berpikiran mengenai masalah-masalah  kecanggihan teknologi, kemudahan komunikasi, pesatnya arus informasi, dan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Namun sebenarnya globalisasi tidak hanya mencakup mengenai hal-hal tersebut saja, globalisasi memiliki cakupan yang luas. Globalisasi mencakup segala hal yang membuat kita sebagai individu dapat memiliki keterkaitan dengan individu lain di belahan bumi yang berbeda, baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dan mengapa globalisasi sangat luas karena manusia akan dan masih membutuhkan manusia lain secara global dalam memenuhi kehidupannya. Sebagai contoh sederhana, pakaian yang kita gunakan tidak hanya diproduksi dari daerah kita sendiri saja atau negara kita sendiri saja. Baju yang kita kenakan ini mungkin bahan kainnya dibuat oleh pabrik yang berada di Jawa Barat. Kemudian benangnya adalah hasil dari industry yang berada di salah satu provinsi di Taiwan. Lalu kancing bajunya diproduksi di China. Dan kemudian baju tersebut diproduksi pada pabrik yang berada di Pakisaji, Kabupaten Malang. Inilah gambaran sederhana mengenai globalisasi, walaupun sebenarnya globalisasi ini sendiri tak sesederhana yang saya gambarkan ini. Namun dengan gambaran sederhana ini semoga membuat kita lebih mudah dalam memahami konsep globalisasi.

Berkembangnya Konsep Diri



Ketika kelas 4 MI guru saya bertanya kepada muridnya satu persatu tentang cita-cita kami. Namun saya bingung, apa yaa cita-cita saya ?? saya berpikir sejenak, dulu sejak saya sekolah TK saya sangat menyukai menggambar. Saya pikir dengan hobi saya menggambar saya bercita-cita menjadi pelukis yang handal, namun ketika kelas 6 MI cita-cita saya berubah ingin menjadi desainer, entah apa yang saya pikirkan sehingga cita-cita saya berubah mungkin karena saat itu saya melihat teman-teman saya asyik sekali menggambar baju dan akhirnya saya ikut-ikutan juga, hehe. Anehnya lagi ketika saya kelas 2 SMA cita-cita saya berubah lagi, kali ini saya ingin menjadi seorang arsitek. Ah sebenarnya saya masih bingung juga sih kenapa saya ingin menjadi seorang arsitek, namun ketika saya hendak lulus SMA cita-cita saya pun berubah lagi ingin menjadi seorang dosen, cita-cita saya kali ini karena saya ingin seperti ayah saya dapat membagi ilmunya dengan orang lain dan kali ini saya yakin dengan cita-cita saya.
            Sebelum kita membahas mengenai ‘Berkembangnya Konsep Diri’ sebaiknya kita pahami dahulu apa sih pengertian diri itu ? Diri adalah kumpulan keyakinan tentang diri kita sendiri. Bagaimana diri kita tergantung dari bagaimana kita membangun konsep diri.  Nah sekarang apa sih konsep diri itu ? konsep diri merupakan keyakinan dalam diri kita atau lebih mudahnya konsep diri merupakan cara pandang atau pemikiran individu terhadap dirinya yang meliputi identitas fisik, kemampuan, karakter, maupun sikap yang dimiliki oleh individu hingga prinsip yang dimiliki individu tersebut. Konsep diri ini merupakan unsur pembentuk kepribadian seseorang dan penentu sikap individu dalam bertingkah laku. Misalnya, jika individu tersebut berpikiran berhasil, maka hal ini akan menjadi suatu dorongan bagi individu tersebut untuk menuju keberhasilan. Namun, jika sebelum bertindak individu tersebut sudah berpikiran gagal terlebih dahulu, hal ini sama saja individu tersebut telah mempersiapkan kegagalannya.
            Beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan dan berkembangnya konsep diri individu antara lain :
1.    1.  Usia
Pada masa anak-anak pembentukan konsep diri individu menyangkut hal disekitar dirinya sendiri maupun keluarganya, pada masa remaja konsep individu ini dipengaruhi oleh teman sebayanya dan seseorang yang menjadi idolanya. Sedangkan pada masa dewasa konsep diri individu dipengaruhi oleh status sosial dan pekerjaan, sedangkan pada masa lansia konsep diri individu dipengaruhi oleh keadaan fisiknya, serta perubahan mental dan sosial yang terjadi pada diri individu tersebut.
2.  2. Hubungan keluarga
Seorang individu yang memiliki hubungan erat dalam keluarga akan mengidentifikasi diri dengan seseorang yang dekat dengannya, dan ia akan mengembangkan kepribadian yang sama dengan orang tersebut.
3. 3. Orang lain
Apabila individu sudah dapat diterima oleh orang lain, dihormati dan disenangi maka ia akan cenderung menghormati dan menerima dirinya. Sebaliknya jika ia tidak diterima oleh orang lain, orang lain selalu meremehkan dan menyalahkannya maka ia akan cenderung tidak menyenangi dirinya sendiri.

Sesuai dengan kisah saya diatas, menurut saya dalam mengembangkan dan membentuk suatu konsep diri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor diatas. Namun juga dipengaruhi oleh persepsi, baik itu persepsi orang lain terhadap kita, maupun persepsi kita terhadap diri kita sendiri. Contohnya : ketika saya bercita-cita menjadi dosen, awalnya saya mengidentifikasi ayah saya. Persepsi saya, jika saya seperti beliau tentu saya dapat berbagi ilmu dengan orang lain, sehingga ilmu yang saya miliki bermanfaat. Jadi dalam mengembangkan dan membentuk suatu konsep diri pada individu persepsi juga sangat berpengaruh.

Minggu, 22 September 2013

Review Artikel

5 goyang nge-Hitz yang paling banyak ditiru

  Aspek prilaku yg banyak ditiru oleh banyak orang akibat pengaruh media massa. Secara kepribadian banyak orang yang meniru perilaku orang lain akibat dari pengaruh media yang mempublikasikan sebuah fenomena baru yang terjadi pada saat ini.

 

Memberi Persepsi berdasarkan Penampilan 

 

Memberi persepsi berdasarkan penampilan ini termasuk dalam aspek kognisi karena dalam memberi persepsi ini sebelumnya telah dibentuk suatu konsep dan pola berpikir terhadap suatu kelompok tertentu. Umumnya, sebelum kita memberi persepsi terhadap orang lain tentu kita pernah mendengar isu-isu dari orang-orang disekitar kita bahwa orang dengan penampilan tertentu memiliki makna tertentu pula, padahal belum tentu orang tersebut seperti itu. Nah dengan begitu maka terbentuklah suatu pola pikir kita terhadap kelompok tertentu.

 

Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat

Berprasangka dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat merupakan suatu aspek kognisi dikarenakan seseorang akan melalui proses berfikir terlebih dahulu sebelum berprasangka kepada orang lain. walaupun dalam berprasangka hanya melalui proses pemikiran yang dangkal.

 

 

Minggu, 15 September 2013

Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat



Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa dipisahkan dari suatu hal yang disebut interaksi sosial. Hal ini dapat terjadi karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Di antara banyak hal yang memberikan makna di dalam kehidupan manusia, orang lain merupakan suatu hal yang terlihat sepele namun justru merupakan yang paling banyak berperan dalam hidup kita. Manusia tidak dapat hidup sendiri dan pasti membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Suatu ketergantungan yang mewarnai kehidupan manusia inilah yang kemudian disebut sebagai interaksi sosial.
Dalam berinteraksi sosial di kehidupan sehari-hari tentulah kita dihadapkan pada keberagaman aspek-aspek sosial dimana didalamnya mencakup pola kebiasaan, pemahaman kepribadian, dan pengalaman manusia. Pemahaman terhadap kepribadian orang lain bisa menjadi salah satu komponen penting yang diperlukan saat bergaul atau menjalin relasi dengan orang-orang di sekitar. Relasi merupakan hal yang penting dalam bersosialisasi karena kelak di masa mendatang atau di saat dibutuhkan sedikit banyak kita akan terbantu dengan keberadaan para relasi tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari hal-hal seperti inilah yang menjadi objek kajian psikologi sosial. Psikologi sosial bisa masuk didalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Psikologi sosial pula yang mengambil peran dalam pendekatan-pendekatan pada kehidupan sosial masyarakat tersebut. Banyak sekali hal-hal kecil yang kadang tidak kita perhatikan ternyata merupakan salah satu objek kajian dalam psikologi sosial. Sebagai contoh misalnya adalah ekspresi emosional wajah. Sebagai manusia kita cenderung memberi penilaian pada seseorang melalui ekspresi wajah. Secara sederhana ekspresi senyum atau tertawa biasa diartikan sebagai suatu kegembiraan, dan ekspresi cemberut atau murung biasa diartikan sebagai suatu kesedihan. Namun hal ini tidak berlaku mutlak, dan disinilah peran psikologi sosial dalam menganalisis suatu tanda-tanda personal dan tanda-tanda sosial yang ada di masyarakat.
Sering pula dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan suatu prasangka terhadap suatu hal atau terhadap orang lain. Kita sering sekali memberikan penilaian secara singkat dan tanpa dasar terhadap suatu hal yang nampak di sekitar kita. Hal ini yang menjadikan pemahaman sementara kita terhadap suatu hal tersebut menjadi dugaan awal atau penilaian awal dan berpengaruh besar dalam pemikiran kita. Namun sebenarnya apa itu prasangka ?. Menurut Jones (dalam Liliweri, 2005) prasangka adalah sikap antipati yang berlandaskan pada cara menggeneralisasi yang salah dan tidak fleksibel. Kesalahan itu mungkin saja diungkapkan secara langsung kepada orang yang menjadi anggota kelompok tertentu. Prasangka merupakan sikap negatif yang diarahkan kepada seseorang atas dasar perbandingan dengan kelompok sendiri.
Dari definisi prasangka menurut jones tersebut dapat kita lihat bahwa pemikiran Jones tersebut mengarah pada pengertian prasangka dari sudut pandang negatif. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa di masyarakat kita dan mungkin di dunia, prasangka sering dianalogikan dengan hal-hal yang cenderung negatif. Namun sebenarnya prasangka tak selalu bersifat negatif, prasangka juga bisa bersifat positif. Seperti yang diungkapkan Johnson (dalam Liliweri, 2005) bahwa prasangka adalah sikap positif atau negatif berdasarkan keyakinan stereotip kita tentang anggota dari kelompok tertentu . seperti halnya sikap, prasangka meliputi keyakinan untuk menggambarkan jenis pembedaan terhadap orang lain sesuai dengan peringkat nilai yang kita berikan.
Dari kedua definisi diatas dapat dipahami bahwa prasangka tidak hanya bersifat negatif saja, namun prasangka juga bisa bersifat positif. Namun yang sering terjadi di masyarakat khususnya di Indonesia, makna prasangka telah bergeser dari makna umum menuju ke arah makna khusus yang mengkhususkan pada sifat negatif. Padahal pemahaman tersebut kurang tepat. Secara umum kita dapat melihat bahwa prasangka mengandung tiga tipe yaitu afektif, kognitif, dan behavioral. Afektif berkaitan dengan perasaan yang negative seperti yang telah saya sampaikan pada bagian awal tulisan saya. Sedangkan kognitif berkaitan dengan pemikiran tentang sebuah stereotip. Maksudnya adalah kognitif lebih menjurus kepada pemikiran-pemikiran singkat dan dangkal akan suatu gejala-gejala yang ada. Kemudian yang terakhir adalah behavioral. Behavioral disini dimaksudkan pada kegiatan-kegiatan atau pola perilaku yang biasa dilakukan masyarakat dan bisa jadi telah menjadi suatu kebiasaan dalam masyarakat tersebut.
Mungkin itu uraian singkat yang dapat saya sampaikan mengenai psikologi sosial dalam kehidupan sehari-har, dan merujuk pada prasangka sosial di masyarakat yang masih sering disalahartikan.tentunya tulisan ini masih jauh dari sempurna dan memiliki kekurangan disana-sini. Namun saya berharap semoga ada sesuatu yang bisa diambil dari tulisan saya ini, khususnya bagi saya sendiri.