Tuliskan Deskripsi Yang Akan Anda Tampilkan

Moh Hifni Mubarok (10410078)

Tulisan pertama saya di blog group Psikilogi Sosial C3 yaitu 5 goyang paling nge-Hitz yang paling banyak ditiru.

Rifqi Hafizh S (12410086)

Tulisan pertama saya di group Psikologi Sosial C3 yaitu Psikologi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat.

Ainun Fuadah Diyanah (12410087)

Tulisan pertama saya di group Psikologi Sosial C3 yaitu Memberi Persepsi berdasarkan Penampilan.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Rabu, 25 Desember 2013

Berkembangnya Prasangka dalam Kehidupan



            Jika pada artikel-artikel sebelumnya sudah dijelaskan bahwa prasangka merupakan sebuah elemen afeksi yang memuat masalah emosional yang berawal dari sebuah keyakinan terhadap seseorang atau kelompok tertentu. Maka kali ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai bagaimana dan darimana prasangka tersebut diperoleh dan dipelajari serta motif dalam berprasangka.

            Seorang individu tidaklah mungkin terlahir dengan tiba-tiba membawa sebuah stereotip dan prasangka. Setiap individu tentunya selalu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Sosialisasi merupakan proses yang dijalani oleh seseorang di dalam ataupun di luar lingkungan rumah. Prasangka dapat kita pelajari melalui sosialisasi dengan keluarga, teman, media dan masyarakat yang ada di sekitar kita. prasangka dapat kita pelajari melalui sebuah mekanisme belajar sosial. Yangmana orangtua, serta teman-teman sebaya memiliki peran penting dalam mengajarkan norma sosial. Hal ini karena norma sosial pada lingkungan awal seseorang tumbuh (misalnya seperti level pendidikan orangtua, atau agama dimana seseorang dibesarkan) akan memberikan dampak atau efek yang kuat terhadap level prasangka seseorang. Penguatan terus menerus dari orang yang memiliki pikiran yang sama dalam kelompok juga dapat membantu mengawetkan sebuah prasangka. Selain dari sosialisasi prasangka dapat diperoleh dan dipelajari melalui media. Media ini merupakan sumber lain dari proses belajar. Liputan-liputan media massa cenderung menguatkan stereotip yang menghubungkan minoritas rasial dengan sebuah kejahatan. Hal ini semakin menguatkan prasangka negatif seseorang terhadap orang lain atau suatu kelompok.

            Prasangka terhadap seseorang atau kelompok bisa dikarenakan beberapa faktor. Antara lain, bisa saja orang yang berprasangka tersebut memiliki pengalaman dilecehkan dan diperlakukan keras selama masa kanak-kanak sehingga ketika ia sudah dewasa ia memiliki sebuah keyakinan dan memberikan evaluasi negatif terhadap orang yang memperlakukan keras tersebut. Atau bisa saja ketika seseorang yang marah biasanya akan mengekspresikan agresinya kepada pihak yang menyebabkan ia marah. Tetapi, jika pihak yang menyebabkan marah itu tidak dapat diserang karena ada kekhawatiran akan terjadi pembalasan yang lebih hebat maka kemarahannya akan di alihkan kepada orang lain sehingga menimbulkan prasangka. Selain itu prasangka juga dapat berasal dari persaingan antarkelompok dikarenakan ada tujuan tertentu misalnya seperti mendapatkan kekuasaan atau kedudukan, sumberdaya, status sosial maupun atribut lainnya. Ketika sebuah kelompok dominan berusaha untuk menjaga posisi dominannya dan kelompok bawahan termotivasi untuk mereduksi kesenjangan sehingga timbul prasangka diantara kedua kelompok ini. Jadi prasangka bisa saja timbul dari motif-motif tersebut.
           

Sekilas tentang Prasangka



Manusia pada umumnya memiliki kebiasaan menebak-nebak suatu hal. Memang sangat mudah jika kita membicarakan hal-hal tertentu meskipun kita belum tahu hal itu benar atau tidaknya. Misalnya ketika kita melihat seorang perempuan yang setiap hari dia suka keluar malam, kemudian kita beranggapan bahwa dia adalah perempuan yang nakal, dan memiliki pergaulan bebas. Mengapa kita dapat beranggapan demikian ? hal ini mungkin karena kita memiliki keyakinan sebelumnya bahwa seorang perempuan yang suka keluar malam adalah perempuan yang tidak baik, nakal, dan memiliki pergaulan bebas. Jika evaluasi berupa keyakinan yang kita miliki ini benar maka pernyataan kita tadi dapat dikatakan sebagai sebuah persepsi, namun karena belum tentu semua perempuan yang suka keluar malam adalah perempuan yang nakal maka pernyataan kita tadi dapat menjadi sebuah prasangka. 

            Prasangka merupakan sebuah elemen afektif yang menyangkut masalah emosional seseorang terhadap suatu objek sifat/seseorang atau kelompok. Secara umum memang prasangka ini dapat kita katakan sebagai perasaan kita terhadap seseorang atau kelompok. Prasangka bisa positif ataupun negatif, namun para psikolog sosial dan orang-orang pada umumnya menggunakan kata prasangka ini merujuk pada sikap negatif kita terhadap orang atau kelompok lain. Prasangka ini dapat mengalir dari kelompok mayoritas kepada kelompok minoritas dan sebaliknya.

            Jika kita pelajari lebih mendalam lagi, prasangka sebenarnya berawal dari sebuah keyakinan kita terhadap seseorang atau kelompok tertentu yangmana disebut sebagai sebuah stereotip. Stereotip ini termasuk dalam sebuah elemen kognitif. Ketika kita sudah memiliki keyakinan tertentu terhadap seseorang atau kelompok, maka prasangka itu dapat muncul entah itu dalam bentuk positif maupun negatif. Oleh karena itu, prasangka ini memuat elemen emosional karena merupakan bentuk evaluasi kita terhadap seseorang atau kelompok. Prasangka yang kita miliki inilah yang menentukan sikap kita terhadap seseorang atau suatu kelompok pada akhirnya, jika prasangka yang kita miliki adalah prasangka negatif tentunya sikap yang akan kita tunjukkan terhadap kelompok tersebut adalah sikap yang merugikan mereka. Hal ini merupakan sebuah bentuk diskriminasi dan merupakan sebuah elemen behavioral.